Napak Tilas Ke Maqam Rd. Dalem Cikundul

Mitra KPP RAN Rahimakumullah...
Kali ini admin akn men-share hasil buah tangan kami ketika melakukan Napak Tilas Ke Maqam Rd. Kangjeng Dalem Cikundul, semoga bermanfaat...

Di puncak Bukit Cijagang, Kampung Majalaya, Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur, terdapat area makam yang luasnya sekitar 300m. Terdapat sebuah bangunan yang kokoh dan megah  yang didalamnya terdapat makam Bupati Cianjur pertama, R. Aria Wira Tanu Bin Aria Wangsa Goparana atau yang lebih dikenal dengan nama Dalem Cikundul.

Makam Dalem Cikundul, begitu warga sekitar menyebutnya. Makam ini tidak pernah sepi di kunjungi para peziarah. Dalem Cikundul merupakan syuhada sholihin dan dikenal luas sebagai pemeluk agama islam yang taat beribadah dan penyebar agama islam.

Siapakah Raden Aria Wira Tanu?

Begini awal Cerita Legenda Makam Dalem Cikundul..
Pada tahun 1529 kerajaan Talaga direbut oleh Cirebon dari Negara Pajajaran dalam rangka penyebaran agama Islam, yang sejak itu sebagian besar rakyatnya memeluk agama Islam. Tetapi raja-raja Talaga, yaitu :
loading...

  • Prabu Siliwangi, Mundingsari,
  • Mundingsari Leutik,
  • Pucuk Umum,
  • Sunan Parung Gangsa,
  • Sunan Wanapri, dan
  • Sunan Ciburang,
Masih menganut agama lama(Hindu)
Terus Sunan Ciburang memiliki putra bernama Aria Wangsa Goparana, dan ia merupakan orang pertama yang memeluk agama Islam, namun tidak direstui oleh orang tuanya. Akhirnya Aria Wangsa Goparana meninggalkan keraton Talaga, dan pergi menuju Sagalaherang. 
Di Sagalaherang, mendirikan Negara dan pondok pesantren untuk menyebarkan agama Islam ke daerah sekitarnya. Pada akhir abad 17, ia meninggal dunia di Kampung Nangkabeurit, Sagalaherang dengan meninggalkan dua orang putra-putri, yaitu: Djayasasana, Candramanggala, Santaan Kumbang, Yudanagara, Nawing Candradirana, Santaan Yudanagara, dan Nyai Mas Murti. 
Aria Wangsa Goparana, menurunkan para Bupati Cianjur yang bergelar Wira Tanu dan Wiratanu Datar serta para keturunannya. putra sulungnya Djayasasana dikenal sangat taqwa terhadap Allah SWT, Tekun mempelajari agama Islam dan rajin bertapa. Setelah dewasa Djayasasana meninggalkan Sagalaherang, diikuti sejumlah rakyatnya. Kemudian bermukim di Kampung Cijagang, Cikalongkulon, Cianjur, bersama pengikutnya dengan bermukim di sepanjang pinggir-pingir sungai. 
Djayasasana yang bergelar Aria Wira Tanu, menjadi Bupati Cianjur atau Bupati Cianjur Pertama (1677 ­1691), meninggal dunia antara tahun 1681 -1706 meninggalkan putra-puteri sebanyak 10 orang, masing-masing :
  • Dalem Anom (Aria Natamanggala),
  • Dalem Aria Martayuda (Dalem Sarampad), 
  • Dalem Aria Tirta (Di Karawang), 
  • Dalem Aria Wiramanggala (Dalem Tarikolot), 
  • Dalem Aria Suradiwangsa (Dalem Panembong), 
  • Nyai Mas Kaluntar, 
  • Nyai Mas Karangan, 
  • Nyai Mas Djenggot,
  • Dan Nyai Mas Bogem.
Dia juga memiliki seorang istri dari bangsa jin Islam, dan memiliki tiga orang putra-putri, yaitu Raden Eyang Suryakancana, yang hingga sekarang dipercayai bersemayam di Gunung Gede atau hidup di alam jin. Putri kedua, Nyi Mas Endang Kancana alias Endang Sukaesih alias Nyai Mas Kara, bersemayam di Gunung Ceremai, dan Andaka Warusajagad (tetapi ada juga yang menyebutkan bukan putra, tetapi putri bernama Nyai Mas Endang Radja Mantri bersemayam di Karawang)
Dari situlah, Dalem Cikundul sebagai leluhur sebagian masyarakat Cianjur, yang tidak terlepas dari berdirinya pedaleman (kabupaten) Cianjur. Makanya Makam Dalem Cikundul dijadikan tempat ziarah yang kemudian oleh Pemda Cianjur dikukuhkan sebagai obyek wisata ziarah, sehingga banyak dikunjungi penziarah dari berbagai daerah.
Dari sejarah dan legenda inilah yang menjadikan makam Dalem Cikundul ini ramai dikunjungi peziarah. Para peziarah yang datang biasanya dari Cianjur, tetapi banyak juga yang datang dari luar daerah. Banyak peziarah yang datang dengan niat mencari berkah di makam Dalem Cikundul, tapi ada jga yang atang hanya untuk sekedar wisata religi.

Link sumber: http://kppran582835.blogspot.com/2017/07/napak-tilas-ke-maqam-rd-dalem-cikundul.html
loading...

Posting Komentar

0 Komentar