Menyikapi Dua Kelemahan Manusia

Menyikapi Dua Kelemahan Manusia
Oleh : Team DKMT Al Ikhlas Pamoyanan
Jamaah Muslimin Muslimat Rahimakumullah...
Disamping banyak kelebihan, kita sebagai manusia memiliki juga beberapa kelemahan.  Dua kelemahan utama kita telah ditunjukkan oleh Allah SWT dalam kisah nabi Adam as. Seperti kita ketahui, Allah SWT telah memberikan nikmat yang besar kepada Adam as untuk tinggal di surga dengan syarat tidak makan buah khuldi. Tetapi akhirnya nabi tercinta kita ini makan buah tersebut.
Dalam QS. Thaahaa 115 disebutkan ada dua sifat Adam as (yang juga kita miliki) sehingga terjerumus oleh godaan iblis yaitu:
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa, dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.”
Sifat lupa dan motivasi yang lemah inilah kelemahan kita semua. Ada yang menyebutkan bahwa lupa berhubungan dengan intelectual capacity yaitu kemampuan kita untuk mengingat sesuatu. Dan hal ini bisa diperburuk dengan campur tangan setan seperti hadits yang menyebutkan godaan setan terhadap orang yang sedang sholat hingga dia lupa jumlah rakaat yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, perbanyaklah meminta perlindungan Allah swt dari godaan setan agar kita tidak gampang lupa.
((( Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(Q.S. Asy Syams [91]: 8-10)
Dua pertanyaan yang seolah sama, namun memuat banyak makna yang begitu berbeda: Untuk apa Tuhan menciptakan manusia? Untuk apa manusia hidup di dunia? Jika Tuhan hanya menciptakan manusia, bisa saja manusia dihidupkan di surga seperti nenek moyangnya, Adam dan Hawa. Tetapi kenapa kemudian Adam dan Hawa akhirnya hidup di dunia melalui sebuah kesalahan karena memakan buah khuldi? Kenapa Tuhan menciptakan buah khuldi? Kenapa pula kemudian buah khuldi itu ditempatkan di surga bersama Adam dan Hawa? Juga kenapa Adam dan Hawa tidak boleh memakan buah khuldi tersebut? Akhirnya kenapa Adam dan Hawa mesti memakan buah khuldi yang menyebabkan mereka diturunkan ke dunia dan dimulailah kehidupan di dunia? Kenapa tidak langsung saja manusia diciptakan di dunia?
Dengan tetap bersandar pada keyakinan kita bahwa Tuhan tidak ditanya tentang yang Dia lakukan, tetapi kita yang akan ditanya apa yang telah kita lakukan selama kita hidup di dunia ini, mungkin kita akan ditanya kenapa bertanya pertanyaan seperti di atas. Bisa jadi pertanyaan seperti itu adalah bid’ah (namun bukan berarti tidak boleh). Sehingga yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha mengambil hikmah. Karena setiap yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban, semoga Allah membimbing dengan hidayah.
Kesalahan yang dilakukan Adam dan Hawa menunjukkan bahwa manusia memang tempatnya salah dan lupa. Adam dan Hawa akhirnya memakan buah khuldi karena pengaruh dari setan yang membisikkan kebohongan dan angan-angan pada keduanya. Setan bahkan memasuki aliran darah, yang dengan itu bisa mengendalikan pikiran dan perasaan manusia, tentu dengan diarahkan kepada kejahatan dan kebohongan. Sehingga perlu kita sadari bahwa setan begitu dekat dengan kita, manusia yang menjalani kehidupan di alam dunia ini. Bahkan setan ada dalam aliran darah kita, dalam tubuh kita, dalam pikiran dan perasaan kita.
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga).” (QS. Al-A’raaf [7]: 20).
Untuk dapat menyeleksi mana pikiran dan perasaan yang sudah dipengaruhi setan, adalah dengan menggunaakan filter yang suci, murni dan dapat membedakan yang haq dan yang batil, yaitu Alqur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Apabila terlintas pikiran dan perasaan yang bertentangan dengan Alqur’an dan Sunnah, maka kita akan mampu menolaknya. Karena kebenaran sejati dan diridhai Allah adalah yang terdapat dalam Alqur’an  dan Sunnah, meskipun pikiran dan perasaan kita menilai bahwa pikiran dan perasaan kita yang benar. Karena Alqur’an  bersumber dari Yang Maha Suci dan Maha Benar, sementara Sunnah berasal dari manusia yang ma’shum, sementara pikiran dan perasaan kita sangat mungkin telah terpengaruh kejahatan setan.
Kenapa buah khuldi dilarang untuk dimakan? Poin penting sebenarnya bukan pada buah khuldinya, melainkan pada hal yang dilarang dan diperintahkan Allah. Buah khuldi adalah sarana/fasilitas untuk menentukan patuh dan tidaknya Adam dan Hawa. Dalam hidup kita di dunia ini, banyak sekali ‘buah khuldi-buah khuldi’ untuk menguji kita apakah kita patuh, lalai atau membangkang perintah dan larangan Allah. Jika dipahami bahwa semua yang ada di surga adalah baik, maka Allah memberikan batasan dengan adanya buah khuldi tersebut. Allah berkehendak menciptakan sesuatu dan menetapkan sunnatullah. Adalah hak Allah untuk menentukan konsekuensi bagi Adam dan Hawa apabila memakan buah khuldi tersebut.
…dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim. (QS Al-A’raaf [7]: 12).
Karena manusia bukan malaikat, karena Adam dan Hawa bukan malaikat. Malaikat diciptakan untuk bertakwa, patuh dan tidak diberi potensi nafsu untuk membangkang, melanggar atau melawan perintah Allah. Berbeda dengan manusia yang diberi potensi patuh atau melawan, tunduk atau membangkang. Firman Allah swt: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (Q.S. Asy Syams [91]: 8).
Justru dengan dua potensi ini manusia memiliki kesempatan untuk lebih mulia dari malaikat atau lebih hina dari setan. Kita dapat lebih mulia dari malaikat apabila kita menaati perintah Allah, walaupun kita punya potensi untuk membangkang. Sebaliknya kita justru bisa lebih hina dari setan apabila kita melanggar larangan Allah dan tidak menjalankan perintah-Nya, sementara kita punya potensi untuk taat/takwa.
Kita hendaknya setiap saat menggugah kesadaran bahwa setan akan selalu membisikkan pikiran jahat pada kita selama hidup di dunia untuk melakukan hal yang menyebabkan kita tidak pulang ke rumah asal kita yaitu surga. Sejak bangun tidur, dibisikkan jangan bangun untuk shalat shubuh, ketika makan dibisikkan untuk lupa syukur, ketika melakukan aktivitas apapun, setiap detik, setiap detak jantung, setiap hembusan nafas, setan selalu membisikkan pikiran jahat. Setiap waktu setan membisikkan pikiran jahat pada kita.
Akhirnya kita tahu kenapa Adam dan Hawa tidak diciptakan dan langsung hidup di dunia. Karena memang alam dunia ini bukanlah tempat tinggal kita yang sesungguhnya. Alam dunia adalah titik awal untuk menentukan perjalanan selanjutnya apakah kita akan kembali ke tempat asal kita sebenarnya yaitu surga atau tersesat menuju neraka. Dunia dikatakan titik, sedangkan fase selanjutnya adalah garis tanpa ujung, karena memang dunia terbatasi oleh dimensi ruang dan waktu, memiliki awal dan akhir sehingga tidak kekal. Sedangkan akhirat tak lagi terbatas waktu, sehingga di sana kita kekal pada tempat tinggal kita, surga atau neraka.
…mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Q.S. Ath Thalaaq [65]: 11).
Bahkan jika hanya dibandingkan dengan fase setelah kematian menuju surga atau neraka, yaitu alam kubur, di padang mahsyar (dihisab, dibagikan catatan amal, ditimbang) dan shirat, waktu hidup kita di dunia masihlah terlalu amat sangat singkat sekali.
…(mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia), melainkan hanya sesaat di siang hari,…(Q.S. Yunus [10]: 45).
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah saw. telah berpesan kepada kita:
  1. Perbaharuilah perahu, sungguh laut itu dalam;
  2. Bawalah bekal secara sempurna, sungguh perjalanan itu panjang;
  3. Ringankanlah bawaan, sungguh perjalanan menuju puncak amat berat;
  4. Murnikan amal, sungguh Allah selalu melihat amal kita.
Ketika Abu Bakar bertanya: ”Rasulullah, apa kunci keselamatan umat ini?” Rasulullah saw. menjawab: ”Orang yang menerima dariku kalimat yang aku tawarkan pada pamanku tapi dia menolaknya (dua kalimat syahadat), kalimat itu adalah kunci keselamatannya.”
Wallahu’alam    )))
Motivasi yang lemah bisa dikaitkan dengan emotional capacity yang berasal dari kemauan kita sendiri. Motivasi lemah bisa dilihat dengan sikap enggan, malas, tidak bersemangat ataupun cuek. Titik ekstrim dari orang dengan motivasi nol adalah ketika dia melakukan bunuh diri. Motivasi dalam hidup kita bisa diibaratkan sebagai lilin di kegelapan. Ketika motivasi kita meredup, kita bisa malas makan, malas bekerja, enggan belajar sampai tidak punya ide apapun.

Tugas kita adalah menjaga agar motivasi ini terus menyala sehingga kita menjadi lebih bersemangat dalam hidup. Jagalah semangat hidup ini dengan banyak bersyukur, memiliki visi-misi hidup, menjauhi kebosanan dan think positively.
((( Untuk menghilangkan berbagai sifat  buruk ,negatif dan tercela pada diri seseorang dapat dilakukan dengan dzikir pernapasan asmaulhusna sebagai berikut
Ketika menarik dan menahan napas baca asmaulhusna sebagai berikut didalam hati :
Ya Quddus (yang maha suci), ya jabbar (yang maha berkehendak) atau ya Hafiizh. (yang maha memelihara)
Ketika menghembuskan napas baca do’a sebagai berikut:
· Ya Allah ya Quddus ….. ya Allah ya Jabbar , atau ya Allah ya Hafiizh , tolong hamba membersihkan hati dan fikiran hamba dari berbagai sifat buruk , negatif dan tercela. Bersihkan hati dan fikiran hamba dari berbagai sifat buruk, negatif dan tercela yang hamba ketahui maupun tidak hamba ketahui. Ganti berbagai sifat buruk dan negatif hamba dengan kebaikan dari sisiMu. Tanamkan didalam hati dan fikiran hamba sifat terpuji dan sifat baik yang Engkau ridhoi. Perkenankan permohonan kami ini ya Allah.
Manfaatnya antara lain:
· Menghilangkan berbagai sifat buruk dan tercela sepertipemarah, dengki, buruk sangka, malas, khianat, dusta, mudah tersinggung, dan lain sebagainya
· Menghilangkan kebiasaan buruk seperti berjudi, minuman keras, berzina, kecanduan obat terlarang (narkoba) dan lain sebagainya
· Menghilangkan berbagai sifat buruk dan tercela yang diketahui maupun tidak diketahui
· Muncul keinginan kuat untuk merubah perilaku buruk menjadi perilaku baik
· Hilang kegairahan dan kemauan untuk melakukan perilaku buruk yang dilakukan selama ini
· Timbul keinginan dan semangat untuk berperilaku baik , yangselama ini telah ditinggalkan
Keterangan:
Merubah karakter buruk dan sifat tercela dari diri seseorang bukanlah hal mudah seperti membalik telapak tangan, dibutuhkan usaha yang kuat dan sungguh sunguh dari yang bersangkutan.Insya Allah bagi mereka yang ingin berubah do’a dan dzikir pernapasan diatas sangat membantu dalam usaha memperbaiki diri.Umumnya efek dzikir dan do’a diatas akan dapat dirasakan setelah dilakukan selama satu bulan .
Semakin lama dorongan yang muncul dari dalam diri untuk melakukan perbuatan buruk dan tercela yang sering dilakukan selama ini akan terasa semakin berkurang. Untuk melakukan perubahan ini tentu saja di butuhkan hasrat dan kemauan yang kuat dari yang bersangkutan. Jika kemauan dari yang bersangkutan kurang kuat namun ibu /bapak atau salah satu saudaranya memiliki kemauan yang kuat agar saudaranya yang kecanduan narkoba atau berbagai sifat buruk dan tercela dapat berubah, maka saudara, ibu atau bapak orang yang bersangkutan dapat melakukan kegiatan dzikir diatas dengan do’a dimodifikasi ditujukan kepada orang yang bersangkutan, ketika menghembuskan napas baca do’a sebagai berikut :
· Ya Allah ya Quddus ….. ya Allah ya Jabbar , atau ya Allah ya Hafiizh , tolong saudara hamba ……..(sebuat nama yang bersangkutan ) membersihkan hati dan fikiran nya dari berbagai sifat buruk , negatif dan tercela. Bersihkan hati dan fikirannya dari berbagai sifat buruk, negatif dan tercela yang ia ketahui maupun tidak ia ketahui.Hilangkan sifat buruk ……..(sebutkan sifat tsb) yg selama ini sering ia lakukan . Ganti berbagai sifat buruk dan negatif pada dirinya dengan kebaikan dari sisiMu. Tanamkan didalam hati dan fikiran nya sifat terpuji dan sifat baik yang Engkau ridhoi. Perkenankan permohonan kami ini ya Allah.
Usaha untuk merubah karakter buruk ini akan semakin terasa jika dilakukan oleh yang bersangkutan dibantu oleh orang terdekat seperti ibu/bapak, suami /istri , anak atau adik/kakak dari yang bersangkutan. Insya Allah , Dia tidak pernah menolak do’a yang dilakukan dengan sunguh sunguh dengan hati yang tulus dan iklas.)))
 Wallahu a’lam bish showab.

Posting Komentar

0 Komentar