Ketika Elang Mencintai 𝘿4𝙧𝙖 6

 KARENA INGIN DIBU*NUH OLEH IBU MERTUANYA, GADIS ITU DIAM-DIAM MENJADI PELAYAN DI RUMAH PRIA YANG SUDAH MENIKAHINYA NAMUN BELUM PERNAH MELIHAT WAJAHNYA. NAMUN MENGEJUTKAN, SUAMINYA ITU MALAH ....


Ketika Elang Mencintai 𝘿4𝙧𝙖 6

“Aku kembali.”
Tanpa aba-aba, wanita cantik berpakaian elegan itu mencond-ongkan wajah untuk meng-ecup pip-i Elang.
Namun sebelum bi-bir itu berhasil menyentuh pip-inya, tangan Elang segera menghadang, lantas mendor-ong pelan wajah putih terawat itu dari wajahnya.
“Apa yang kamu lakukan, Lang?”
Wanita itu—Utari, tampak heran dengan sikap Elang—sang mantan.
“Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kamu lakukan di sini?” Begitu dingin pertanyan Elang untuk mantannya itu.
Utari membelalakkan matanya sebentar, lalu menarik kursi dan duduk di sebelah Elang. “Kenapa kamu bertanya seperti ini? Bukannya aku sudah biasa datang ke rumahmu, Sayang?”
D4ra yang masih berdiri tak jadi pergi ke dapur, sedikit terkejut mendengar kata-kata Utari.
Mereka belum menikah tapi sudah sering tinggal dalam satu rumah. Ya, maksudnya wanita itu sering datang. Tapi tetap saja bisa dikatakan tinggal dalam satu rumah.
“Iya, kamu memang sering datang kesini, untuk main. Tapi itu dulu, sebelum kita putus,” kata Elang sambil menyudahi sarapannya. Mendadak ia tak lagi berselera.
Karena Elang sudah selesai dengan sarapannya, D4ra pura-pura membereskan meja, sengaja dilakukan pelan demi bisa mendengar pembicaraan sang suami dan mantannya.
“Lang, kamu kok gitu, sih?” Suara Utari terdengar manja.
“Ut, singkirkan tanganmu!” kata Elang saat Utari menyentuh lengannya yang berlapis jas.
“Lah kok kamu berubah, sih?” Wanita yang matanya dihias dengan lensa abu-abu itu melebar.
“Iya, memang berubah semenjak kamu memutuskan aku.” Elang berdiri dari kursi.
Pun Utari ikut berdiri. “Jadi kamu sakit hati sebab aku putusin, dan kamu masih kesel sama aku?” Utari menyunggingkan senyuman.
D4ra sedikit melirik Elang, ingin tahu jawaban pria itu.
“Lang, wajar aku mutusin kamu, sebab kamu yang sudah mengkh-ianati aku dengan menikahi wanita lain.” Utari menatap serius, sedangkan yang ditatap menatap ke arah lain.
“Kamu sudah seling*kuh dariku, dan yang membuatku kesal, kamu itu nyelingkvhin aku dengan gadis desa, Ih, kan gak banget. Ya kali aku kesannya kalah saing sama gadis desa.”
Lagi, saat mendengar kata yang seperti merendahkan dirinya, selalu saja D4ra masih sak-it hati, padahal tak hanya satu atau dua kali, seharusnya ia merasa terbiasa dengan kata-kata itu.
“Tapi aku sudah memaafkanmu. Demi rasa cintaku padamu.” Senyuman lebar tersungging di bi*bir Utari.
Elang sedikit tersenyum.”Aku tidak sedang minta maaf sama kamu.”
“Apa!”
D4ra yang mendengarnya tersenyum, apalagi saat melihat raut Utari.
“Aku tidak sedang minta maaf sama kamu, jadi tak perlu repot-repot memaafkan aku,” kata Elang dengan nada sedikit menekan.
“Lang, aku rela-relain datang ke sini hanya demi bertemu kamu, tapi kamu malah giniin aku.”
“Oh ya, tujuan kamu emang apa?”
“Aku mau balikan sama kamu.”
“Kok tiba-tiba?”
“Sebab aku dengar dari mama kamu, kamu mencer*aikan istrimu itu.”
“Tidak, aku belum mence*raikan Sahila.”
“Apa!” Utari melotot.
“Kamu kaget apa gak dengar, sih?” tanya Elang, “aku belum menceraikannya, jadi gak usah balikan.” Setelah berkata, Elang langsung membalikkan badan untuk pergi.
Utari mengejar. “Iya, kamu memang belum mence-raikannya, tapi akan mencerai-kannya, kan?
‘Iya, benar. Kau benar, Mbak, Utari,” gumam D4ra dalam hati. Suaminya itu memang belum mencer-aikannya, tapi akan.
Tapi D4ra gak papa, lebih baik menjadi istri dari pria lain meskipun tak sehebat dan semapan Elang, asal dia bisa bahagia.
“Lang!”
Utari menahan lengan Elang saat pria itu akan masuk ke dalam mobil yang ka disopiri oleh Aldi.
“Apa, sih, Ut?”
“Gadis yang di dalam tadi siapa?”
Elang menepis kas*ar tangan mantannya. “Siapapun ia, tak ada hubungannya sama kamu.”
“Tapi aku penasaran. Kenapa dia ada di rumah kamu dan membuatkanmu sarapan.” Utari kembali menahan lengan Elang saat ingin masuk ke mobil.
Elang berdecak kesal. “Dia pelayan baru rumahku, puas?”
Setelah berkata, pria itu kembali ingin masuk, namun lagi-lagi ditahannya.
“Tunggu dulu!”
“Apa lagi …?” Elang nampak greget.
”Kamu cari pelayan kok kaya cari calon istri, sih, Lang?”
“Aku gak nyari, dia datang sendiri.”
Kali ini Elang benar-benar menepis kas*ar tangan Utari lantas masuk ke dalam mobil, dan langsung menyuruh Aldi untuk menjalankannya.
“Heran … kenapa setiap orang melihat D4ra mengira dia calon istriku.” Di dalam mobil, Elang ngedumel.
“Karena dia memang lebih pantas dijadikan istri, Pak, dibandingkan pelayan.” Aldi yang tengah menyetir dan mendengar menyahuti.
“Lah, dia datang sendiri ke rumahku untuk jadi pelayan, kok. Lalu aku harus apa?” protes Elang.
“Hmm … emang andai Mbak D4ra datang untuk jadi istri Bapak, Bapak mau?”
“Apa!” seru Elang. Lantas bergeming sesaat.
Setiap membicarakan D4ra … selalu saja ia teringat akan istrinya sendiri.
“Al, besok rapat batalkan saja!”
“Lho, kenapa mendadak, Pak?” tanya Aldi.
“Aku ingin menemui dia. Emh … maksudku Sahila.”
Aldi mengangguk. “Baik, Pak, Laksanakan.”
***
Sore habis sepulang dari kantor, Elang tak langsung pulang, melainkan mempir ke makam kakeknya. Cukup lama ia bercengkrama di sana.
“Kek, rasa apa yang sedang menyelimuti diri Elang saat ini, Kek?” kata Elang sambil memegang batu nisan sang kakek.
“Elang pikir .. saat kakek sudah tidak ada, akan lebih mudah untuk mengakhiri pernikahan ini, namun entah kenapa … saat ini sedikitpun tak ada niatan untuk mengakhiri. Elang tidak tahu apa yang sudah terjadi pada diri Elang. Yang jelas saat ini … Elang ingin sekali menemui gadis pilihan Kakek, yang kata Kakek tidak akan rugi Elang mempunyai istri seperti dia.”
Sedikit lega rasanya, mengatakan kata-kata tadi, setelah sang kakek pergi Elang memang merasa gersang hatinya
Kepergian kakeknya, memuat sedikit hidupnya berubah.
“Mungkin rasa bersalah yang terus menyelimuti Elang akan segera hilang begitu Elang menemui gadis itu. Maaf, Kek, sudah sering berb0hong, bilang sudah menemui Sahila, padahal tidak. Dan sekarang Elang menyesal.”
Pria yang akhir-akhir ini hatinya sering diselimuti rasa bersalah itu sempat meneteskan air mata. Rasa sedih, kehilangan dan bersalah bercampur menjadi satu.
Ah, rasanya tak sabar menunggu hari tuk segera esok, pergi ke desa di mana istrinya tinggal.
Meski ia sendiri tidak tahu pasti tujuan datang untuk apa, yang penting bertemu dulu.
***
Malam sekitar delapan malam, Elang menyetir mobilnya sendiri. Selama dalam perjalanan pulang ke rumah, pikirannya dipenuhi tentang Sahila—gadis yang suda ia menikahi namun belum pernah ia temui.
“Hanya dengan memberi u4ng saja tidak cukup, Lang, berd0sa kamu mengabaikan istrimu, Karenanya setelah dia lulus dari sekolahnya, jemput ia dan buat ia tinggal di rumahmu. Lindungi ia dan sayangi sebagai istrimu.”
Lagi-lagi ucapan kakeknya kembali tergiang-giang. Ia tak bisa terus menunda niatnya untuk bertemu istrinya, Besok pagi juga ua harus pergi ke desa tempat istrinya tinggal.
Saat tiba di rumah, Elang langsung memasukan mobilnya ke garasi, lalu masuk ke dalam rumah dengan kunci yang ia miliki.
Rumah tampak sepi. Sadar ia tinggal sendiri, tapi ada D4ra–pelayannya ‘kan?
“Mbak D4ra!”
Entahlah, padahal ia tak perlu apa-apa dengan pelayalannya itu, tapi ia tetap memanggil.
“Mbak!” panggil lagi Elang, sambil menatap ke sana kemari, mencari sosok yang sedang dipanggilnya.
Namun sepi, di dapur lampunya juga sudah m4ti. Ia pun memutuskan untuk mengecek kamarnya. Jam masih menunjukan jam 8 malam, tidak mungkin pelayannya itu sudah tidur.
Tiba di,depan pintu kamar D4ra, Elang mendapatkan pintu kamar itu sedikit terbuka.
“Mbak!”
Panggilannya tak ada balasan, sekali lagi ia kembali memanggil, “Mbak D4ra!” Kali ini lebih keras.
Masih tak ada jawaban, karena Elang penasaran, pintu kamar sedikit terbuka namun di dalam sepi tampak tak ada orang, ia memberanikan diri untuk membuka lebar pintu kamar.
Bersamaan pintu terbuka, D4ra keluar dari kamar m4ndi hanya dengan menggunakan handvk saja.
Sontak mata Elang melebar dengan sempurna.
Terkejut melihat sosok itu.
___
Judul: Ketika Elang Mencintai 𝘿4𝙧𝙖 6
Tersedia di grup Tele berba-yar, minat hub, https://wa.me/c/6283143875713
Dan tersedia di KBM app. Klik link untuk membaca sampai TAMAT

Posting Komentar

0 Komentar