Cara Hidup Sehat Menurut Islam
Oleh : Team Dakwah DKMT Al-Ikhlas
Jamaah Muslimin Muslimat Rahimakumullah...
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat, ternyata melahirkan berbagai penyakit dan penderitaan. Namun, pada saat ini pulalah setiap orang mulai menyadari betapa pentingnya hidup dan kehidupannya mesti sehat. Inilah yang mengilhami masyarakat dunia, baik individual maupun lembaga-lembaga dunia internasional dan mengemukakan konsep “Sehat untuk semua” yang antara lain melakukan “Kembali ke alam”.
Hidup sehat setiap saat sepanjang hayat adalah dambaan setiap orang. Namun di sisi lain setiap orang tidak bisa menghindari sakit. Sehat dan sakit adalah dua bagian kehidupan manusia yang saling bertentangan serta tidak bisa kita hindari, karena keduanya memang merupakan “sunatullah” yang menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an ( Q.s. Al-Dzariyat :51:49).
“ Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”
Sehat dalam Islam bukan hanya merupakan sesuatu yang berhubungan dengan masalah jasmani, melainkan juga menyangkut masalah ruhani (jiwa). Karena itulah mengapa Islam memperkenalkan konsepsi yang lazim diucapkan “sehat wal a’fiat”. Maksud dari konsep itu suatu kondisi sehat di mana seseorang mengalami kesehatan yang paripurna, jasmani dan ruhani atau phisik dan psikis. Jika makna sehat seluruhnya berhubungan dengan maslah phisik-ragawi, maka makna “al-a’fiat” ialah segala macam bentuk perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Atau, menurut istilah Quraish Shihab (1986:182) ialah berfungsinya seluruh anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan. Tapi mengapa yang paling banyak populasinya sakit adalah kaum muslimin? Untuk mengatahui lebih jauh bagaimana cara menerapkan cara hidup sehat menurut Islam di dalam kehidupan kita masing-masing, berikut ini kita ikuti beberapa terapi yang diajarkan oleh Islam kepada umat manisia.
Pertama, senantiasa memelihara kebersihan diri lahir dan bathin. Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “ Kebersihan itu sebagian dari Iman.” Yang paling esensial dari kebersihan diri itu ialah kebersihan hati, jiwa dan pikiran.
Dari lubuk hati yang bersih serta akal yang sehat seseorang akan memperoleh kesehatan yang sempurna. Bukankah banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan disebabkan oleh faktor tidak sehatnya kedua hal tersebut. Maka tidak mengherankan jika para dokter menyarankan setiap pasiennya yang mengalami stress untuk hidup secara teratur, mengurangi bahkan tidak membebani diri dengan pikiran dan perasaan yang berat-berat. Saran itu sesuai dengan konsepsi “ akal yang sehat akan membuahkan jiwa yang sehat pula.”
Di dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah mengisyarakatkan betapa urgensinya kita memelihara kebersihan hati, jiwa itu. Seperti firman Allah (Q.s. Al-Taghaabun:64:11).
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
Hati yang tidak bersih akan sulit sekali untuk menerima petunjuk-petunjuk Allah, dan itu merupakan penyakit yang amat berbahaya. Dalam ayat lain Allah menyatakan:
“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai”. (Q.s. Al-A’raf: 7:179)
Keadaan hati orang yang seperti itu memang telah “dikunci mati” Allah SWT, sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
“Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (Q.s. Al-Baqarah:2:7).
Untuk menjaga kebersihan hati sekaligus menghindarinya dari hal seperti itu, maka Allah mengajari kita untuk senantiasa bermohon kepada-Nya, seperti diajarkan Allah dalam Al-Qur’an ( Q.s. Ali ‘Imran:3:8).
" Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; Karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)".
Kedua, hendaknya kita mencari nafkah yang halal dan thayyib kemudian mengkonsumsinya pula secara yang halal dan baik. Nafkah yang halal bukanlah sesuatu yang semata-mata berhubungan dengan hasil jerih payah pekerjaan seseorang, melainkan juga berhubungan dari mana sumber dan dari mana kita memperolehnya. Sebab dalam banyak kenyataan, seringkali ada diantara kita berpikiran “yang penting uang” tidak terpikirkan bagaimana dan apa akibat spiritualitasnya pernyataan seperti itu. Karena itu, perlu kita cermati dalam tatanan praktis kehidupan kita di mana ada orang yang banyak uang, tetapi uangnya itu tidak dirasakan manfaatnya, kecuali ia merasa puas ketika ia berpoya-poya mengeluarkan uangnya. Punya rumah banyak tetapi hidupnya hanya habis dari hotel ke hotel. Kelihatannya kaya, tetapi tidak merasakan betapa nikmat dan bahagianya hidup dengan kekayaannya itu. Sesuai dengan pernyataan Rasulullah SAW, bahwa : “ Tiadalah yang dikatakan kaya itu karena banyak harta, melainkan yang kaya itu adalah mereka yang memiliki kekayaan jiwa” maksudnya : mereka yang memiliki ketenangan dan kebahagiaan.
Mengenai petunjuk kehalalan dan kebaikan sesuatu yang hendak kita konsumsi itu, antara lain Allah mengisyaratkan bahwa:
“Wahai sekalian sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.s. Al-baqarah:2:168)
Ketiga, memohon perlindungan dan kesehatan dari Allah terhadap apa yang akan kita konsumsi. Setiap kali memulai kegiatan makan atau minum secara proporsional, sesuai peringatan Allah dalam Al-Qur’an ( Q.s. Al-a’raaf:7:31)
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Kemudian, awali dengan membaca do’a apabila kita mau makan, yaitu : “Bismilahirohmanirrohim. Allahuma bariklana fi ma razaqtana waqina ‘azabannar”, dan pada saat selesai makan-minum pun bacalah do’a lagi, “ Alhamdu lillahil ladzi ath’amana wa saqana waja’alana minal muslimin.”
Keempat, memelihara keteraturan hidup. Sering kali ada orang yang gampang kena penyakit karena penyebabnya ia tidak memiliki disiplin diri terhadap makan, tidur, istirahat, bekerja dan berolah raga. Umumnya, masyarakat kita masih lebih mengutamakan tampilan lahiriah daripada pemenuhan gizi makanan dan kalau sudah sibuk bekerja sampai lupa jadwal makan. Akibatnya lambung dan usus terganggu, maag, kekurangan gizi dan sebagainya. Nanti memeriksakan kesehatannya pada waktu sakit. Padahal Islam menerapkan suatu prinsip “pencegahan lebih baik daripada pengobatan.”
Mengenai keteraturan hidup dan betapa pentingnya setiap orang harus menata kehidupannya dalam siklus hidup ini, memang memperoleh petunjuk dari Allah dan isyarat kuat dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.s. Al-‘Ashr: 103:1-3).
Kelima, banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayuran yang segar serta sering meminum madu. Buah-buahan sering diibaratkan Allah SWT dengan “makanan surga”. Sebagaimana firman-Nya:
“Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan kami pancarkan padanya beberapa mata air, Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?” (Q.s. Yasin:36:34-35).
Adapun madu, Allah nyatakan pula secara eksplisit bahwa ia adalah obat. Sebagaimana firman-Nya:
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(Q.s. Al-Nahl:16:69).
Keenam, hendaknya kita sesering mungkin membaca dan mengikuti ajaran Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an adalah bagian dari zikir kepada Allah, sedangkan zikir mendatangkan ketenangan jiwa, seperti firman-Nya:
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.s. Al-Ra’d:13:28)
Ahirnya kita bisa berharap, mudah-mudahan melalui tulisan cara hidup sehat menurut Islam ini kita mampu menjadikannya sebagai pedoman dan terapi di dalam upaya bersama untuk menyehatkan, mempertahankan kesehatan diri dan meningkatkan kualitas hidup pribadi secara sempurna, sebagai bagian integral dari upaya menyehatkan bangsa Indonesia . Semoga!
***
0 Komentar